Rabu, 25 Maret 2015

Virtualisasi Data Center

Pengertian Virtualisasi Data Center
A. Pengertian Virtualisasi
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan akhiran –isasi menyatakan makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti virtualisasi adalah proses menyatakan atau membuat sesuatu menjadi nyata. Sedangkan  dalam  ilmu  komputer,  virtualisasi  bisa  diartikan  sebagai  pembuatan suatu bentuk simulasi dari sesuatu  yang asalnya bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya jaringan.
B. Pengertian Data Center
    Pusat data atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data.

     Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem  komputer  dan  sistem  penyimpanan  data  (storage)  yang  dikondisikan  dengan  pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
C. Pengertian Virtualisasi Data Center
       Virtualisasi data center adalah melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah server dalam bentuk fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage dan jaringan.

Kelebihan dan Kekurangan Virtualisasi Data Center
         A. Keuntungan
          Virtualisasi telah menjadi istilah trend dalam beberapa tahun terakhir di sejumlah kalangan yang bergelut dengan infrastruktur data center. Dengan menerapkan konsep ini, pemilik data center akan mengambil keuntungan dari berkurangnya beban biaya untuk pembangunan fasilitas gedung, power supply, sistem pendingin ruangan, penyederhanaan administrasi dan pemeliharaan. Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan implementasi virtualisasi di lingkungan data center:
  • Berkurangnya Biaya (cost)

        Dengan menggabungkan beberapa aplikasi yang asalnya dari beberapa server menjadi satu box yang terintegrasi akan menghemat beberapa sumber daya, seperti :
  1. Space (ruangan) data center, akan mengurangi jumlah biaya untuk pembangunan gedung data center.
  2. Berkurangnya jumlah hardware (server), akan mengurangi pemakaian power supply dan juga sistem pendingin udara karena heat (panas) yang diproduksi dari operasional server berkurang.
  3. Dengan penghematan yang terjadi seperti disebutkan diatas, akan menyebabkan biaya secara keseluruhan operasional data center akan berkurang sehigga dapat digunakan untuk keperluan lain di perusahaan.

  • Mengurangi Ketergantungan pada satu vendor

         Dengan virtualisasi, abstraksi antara hadware dan software (perangka lunak) akan menjadi lebih transparan, dimana aplikasi yang berjalan diatasnya tidak lagi peduli dengan hardware yang dipakai (di layer bawahnya). Dengan demikian data center owner akan lebih flexible dalam menentukan hardware (server) yang akan digunakan di data center-nya.
  • Re-deploy Sistem (Aplikasi) Akan semakin Cepat

Memindahkan suatu sistem (aplikasi) dari satu perangkat ke perangkat lain akan menjadi lebih ber’keringat’ jika dilakukan dengan hardware terpisah. Harus ada sistem backup/restore yang diimplementasikan pada mesin lama dan mesin baru. Dengan adanya virtualisasi memindahkan snapshot dari suatu instance ke instance lain akan lebih cepat lagi. Tentu ini dilakukan dalam satu sistem Virtual machine.
1. Proses Recovery yang Lebih Baik
Proses disaster recovery akan menjadi lebih cepat dilakukan sepanjang snapshot dari suatu virtual machine telah tersedia berkat sistem backup yang telah berjalan. Dengan memiliki snapshot yang up-to-date, memindahkan ke suatu lingkungan baru akan menjadi lebih mudah dan cepat.

2. Lingkungan Testing yang Baik
Virtualisasi merupakan lingkungan yang baik untuk melakukan testing sistem aplikasi yang baru, dimana sistem lama masih tetap berjalan. Pada saat testing telah dilakukan dengan sukses, maka memindahkan ke lingkungan operasional akan menjadi lebih mudah.

B. Kelemahan
       Satu Pusat Masalah. Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan

  1. Spesifikasi Hardware. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
  2. Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada server induk.


 D. Infrastruktur Virtual Menggunakan VMware® vSphere®

         VMWare merupakan salah software virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini. Dengan seiringnnya kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun tempat penyimpanan data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan administrasi VMWare ini bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di perusahaan maupun instansi. VMware vSphere membentuk sistem virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk data center, serta meliputi komponen :
  1. VMware® ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
  2. VMware® vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi, konfigurasi, provisi sumber daya TI.
  3. VMware® vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi Microsoft® Windows®.
  4. VMware® vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk mesin-mesin virtual pada ESXi.
  5. VMware® vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan. vSphere® juga menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai berikut :

  • Manajemen sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
  • Ketersediaan (menggunakan vSphere® High Availability).
  • Proteksi data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)

Gambar 1. Arsitektur VMware® vSphere ® berikut komponen pendukungnya

Pada pembahasan teknis berikut ini, akan diulas secara mendalam, konsep-konsep inti virtualisasi dan produk VMware® vSphere®.

Infrastruktur Fisik

Pada infrastruktur fisik, operating system dan software berjalan diatas komputer atau server fisik. Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di data center, antara lain :
  1. Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel dan tidak efisien.
  2. Perencanaan dan biaya infrastruktur seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik, sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
  3. Umumnya  terdapat  hubungan  antara  komputer  atau  fisik  server  dengan  software  yang berjalan diatasnya.
  4. Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server pada data center, instalasi operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan dijalankan.


Infrastruktur Virtual

Teknologi  virtualisasi  memungkinkan  penambahan  beban  kerja  komputasi  pada  server  tunggal dengan  proses  konsolidasi  lingkungan  dan  sumbedaykomputasi.  Kelebihan  dari  konsolidasi tersebut  adalah  masing-masing  mesin  virtual  dapat  menggunakan  sumber  daya  penyimpanan redundant  dan  konektivitas  jaringan  tanpa  penambahan  biaya  penyimpanan  dan  kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur fisik.



Gambar 2. Infrastruktur Virtual dengan tipe storage yang bervariasi

Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat mengubah cara deployment server-server yang akan digunakan Staf Departemen   TI   tidak   perlu   menungg pengadaan   hardwar atau   instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada infrastruktur fisik

Secarmanajemen  penggunaan  sumber  daya  TI,  pengaturan  mesin-mesin  virtuayang  berjalan diatas host, dilakukan secara terpusat, menggunakan perangkat bantu vCenter® Management Server.


Gambar 3. Manajemen sumber daya terpusat untuk pengaturan arsitektur virtual.

Arsitektur Fisik vs Arsitektur Virtual

Beberapa  perbedaan  antara  arsitektur  fisik  dengan  arsitektur  virtual  berdasarkan  aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan komponen sumber daya, siklus pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita lihat sebagai berikut :

Mesin Fisik
Mesin Virtual
Staff  Departemen  TI  memerlukan  usaha  yang cukup     besar     untuk     memindahkan     atau melakukan duplikasi mesin fisik.
Staff  Departemen  TI  dimudahkan  dalam  usaha

memindahkan  atau  melakukan  duplikasi  mesin virtual, dengan cara :
-     Proses enkapsulasi mesin virtual kedalam

berkas-berkas.

-     Tidak  tergantung  pada  perangkat  keras server secara fisik.
Mesin  fisik  terikat  pada  Komponen-komponen sumber daya secara spesifik.
Mesin         virtual         tidak         terikat         pada komponen-komponen     sumber     daya     secara spesifik, dengan cara :
-     Adanya  proses  isolasi  antara  satu  mesin

virtual dengan mesin virtual lainnya.

-     Adanya       proses       insulasi       terhadap perubahan perangkat keras.
Mesin       fisik       seringkali       memiliki       siklus pemanfaatan  sumber  daya  untuk  aplikasi  yang relatif lebih singkat.
Mesin    virtual    memiliki    kemampuan    untuk menyediakan siklus pemanfaatan sumber daya yang lebih lama, bahkan mesin virtual dapat digunakan sebagai sumber daya bagi legacy applications.
Mesin fisik memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya (processor, memory, hardisk, storage).
Mesin virtual memungkinkan proses konsolidasi

sumber daya (processor, memory, hardiskk storage),  sehingga  tidak  memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya.

Hypervisor
Pengelola virtualisasi biasa disebut sebagai hypervisor, merupakan jenis piranti lunak yang menciptakan mesin virtual yang beroperasi secara terpisah dari satu sama lain (terisolasi) pada satu piranti. Dalam perkembangannya hypervisor dibagi dalam 2 jenis yang berbeda yaitu:
  • Hypervisor jenis 1

Hypervisor jenis 1 disebut dengan hypervisor native/bare metal, yaitu hypervisor yang dapat langsung di install pada piranti keras server yang kosong (bare metal) yang belum berisi sistem operasi apapun. Artinya hypervisor ini telah menjadi satu paket dengan sistem operasi.
  • Hypervisor jenis 2

Hypervisor jenis 2 disebut dengan hypervisor host/desktop, yaitu hypervisor yang berjalan diatas sistem operasi sehingga membutuhkan sistem operasi untuk dapat menjalankan hypervisor tersebut. 

Virtualisasi menggunakan Bare-Metal Hypervisor


Suatu sistem bare-metal hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada vmware®, hypervisor tersebut adalah sistem operasi. Pada gambar 3, terlihat arsitektur ESXi dari vmwar yang menggunakan hypervisor.

Perancangan Virtualisasi Data Center Menggunakan Vspere
Pada pembahasan kali ini kita akan membuat Datacenter, Cluster. Dengan membuat keduanya tersebut kita akan lebih mudah untuk mengimplementasikan high availability menggunakan vSphere yang akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA
DARI DISKUSI KELOMPOK SATU ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER F34
http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/
ilmukomputer.com

VMware Infrastructure Architecture Overview White Paper (vi_architecture_wp.pdf).