Pengertian Virtualisasi
Data Center
A. Pengertian Virtualisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan
akhiran –isasi menyatakan makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti
virtualisasi adalah proses
menyatakan atau membuat
sesuatu menjadi nyata.
Sedangkan dalam ilmu komputer, virtualisasi bisa
diartikan sebagai pembuatan suatu
bentuk simulasi dari sesuatu
yang asalnya bersifat fisik, misalnya sistem
operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya jaringan.
B. Pengertian Data Center
Pusat data atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu
fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan
komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan
data.
Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk
penempatan beberapa kumpulan server atau sistem
komputer dan sistem
penyimpanan data (storage)
yang dikondisikan dengan
pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan
biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
C. Pengertian Virtualisasi
Data Center
Virtualisasi data center adalah melakukan konsolidasi dan
melakukan pengurangan jumlah server dalam bentuk fisik, caranya dengan
menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang ditempatkan di beberapa host
fisik, menggunakan storage dan jaringan.
Kelebihan dan Kekurangan
Virtualisasi Data Center
A. Keuntungan
Virtualisasi telah menjadi istilah trend dalam beberapa tahun
terakhir di sejumlah kalangan yang bergelut dengan infrastruktur data center.
Dengan menerapkan konsep ini, pemilik data center akan mengambil keuntungan
dari berkurangnya beban biaya untuk pembangunan fasilitas gedung, power supply,
sistem pendingin ruangan, penyederhanaan administrasi dan pemeliharaan. Berikut beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh dengan implementasi virtualisasi di lingkungan data
center:
- Berkurangnya Biaya (cost)
Dengan menggabungkan beberapa aplikasi yang asalnya dari
beberapa server menjadi satu box yang terintegrasi akan menghemat beberapa sumber
daya, seperti :
- Space (ruangan) data center, akan mengurangi jumlah biaya untuk pembangunan gedung data center.
- Berkurangnya jumlah hardware (server), akan mengurangi pemakaian power supply dan juga sistem pendingin udara karena heat (panas) yang diproduksi dari operasional server berkurang.
- Dengan penghematan yang terjadi seperti disebutkan diatas, akan menyebabkan biaya secara keseluruhan operasional data center akan berkurang sehigga dapat digunakan untuk keperluan lain di perusahaan.
- Mengurangi Ketergantungan pada satu vendor
Dengan virtualisasi, abstraksi antara hadware dan software
(perangka lunak) akan menjadi lebih transparan, dimana aplikasi yang berjalan
diatasnya tidak lagi peduli dengan hardware yang dipakai (di layer bawahnya).
Dengan demikian data center owner akan lebih flexible dalam menentukan hardware
(server) yang akan digunakan di data center-nya.
- Re-deploy Sistem (Aplikasi) Akan semakin Cepat
Memindahkan suatu sistem (aplikasi) dari satu perangkat ke
perangkat lain akan menjadi lebih ber’keringat’ jika dilakukan dengan hardware
terpisah. Harus ada sistem backup/restore yang diimplementasikan pada mesin
lama dan mesin baru. Dengan adanya virtualisasi memindahkan snapshot dari suatu
instance ke instance lain akan lebih cepat lagi. Tentu ini dilakukan dalam satu
sistem Virtual machine.
1. Proses Recovery yang Lebih
Baik
Proses disaster recovery akan menjadi lebih cepat dilakukan
sepanjang snapshot dari suatu virtual machine telah tersedia berkat sistem
backup yang telah berjalan. Dengan memiliki snapshot yang up-to-date,
memindahkan ke suatu lingkungan baru akan menjadi lebih mudah dan cepat.
2. Lingkungan Testing yang
Baik
Virtualisasi merupakan lingkungan yang baik untuk melakukan
testing sistem aplikasi yang baru, dimana sistem lama masih tetap berjalan.
Pada saat testing telah dilakukan dengan sukses, maka memindahkan ke lingkungan
operasional akan menjadi lebih mudah.
B. Kelemahan
Satu Pusat
Masalah. Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam
1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual
machine didalamnya tidak bisa digunakan
- Spesifikasi Hardware. Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
- Satu Pusat Serangan. Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada server induk.
D. Infrastruktur Virtual Menggunakan VMware® vSphere®
VMWare merupakan salah
software virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini. Dengan
seiringnnya kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun tempat
penyimpanan data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan administrasi
VMWare ini bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di perusahaan
maupun instansi. VMware vSphere membentuk
sistem virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk
data center, serta meliputi komponen :
- VMware® ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
- VMware® vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi, konfigurasi, provisi sumber daya TI.
- VMware® vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi Microsoft® Windows®.
- VMware® vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk mesin-mesin virtual pada ESXi.
- VMware® vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan. vSphere® juga menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai berikut :
- Manajemen sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
- Ketersediaan (menggunakan vSphere® High Availability).
- Proteksi data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)
Gambar 1. Arsitektur VMware® vSphere ® berikut komponen
pendukungnya
Pada pembahasan teknis berikut ini, akan diulas secara mendalam,
konsep-konsep inti virtualisasi dan produk VMware® vSphere®.
Infrastruktur
Fisik
Pada infrastruktur fisik, operating system dan
software berjalan diatas komputer atau server fisik.
Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di
data center,
antara lain
:
- Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel dan tidak efisien.
- Perencanaan dan biaya infrastruktur seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik, sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
- Umumnya terdapat hubungan antara komputer atau fisik server dengan software yang berjalan diatasnya.
- Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server pada data center, instalasi operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan dijalankan.
Infrastruktur
Virtual
Teknologi
virtualisasi memungkinkan penambahan
beban kerja
komputasi
pada server
tunggal dengan proses konsolidasi
lingkungan
dan sumber daya komputasi. Kelebihan dari
konsolidasi tersebut
adalah
masing-masing mesin
virtual
dapat
menggunakan
sumber
daya penyimpanan
redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya
penyimpanan
dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur
fisik.
Gambar 2. Infrastruktur Virtual dengan tipe storage yang bervariasi
Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat mengubah cara deployment server-server
yang akan
digunakan. Staff Departemen TI tidak perlu menunggu pengadaan hardware atau instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada infrastruktur
fisik
Secara manajemen penggunaan sumber
daya TI, pengaturan mesin-mesin virtual yang berjalan
diatas host, dilakukan secara terpusat, menggunakan
perangkat bantu vCenter® Management Server.
Gambar 3. Manajemen sumber daya
terpusat untuk pengaturan arsitektur virtual.
Arsitektur Fisik vs
Arsitektur Virtual
Beberapa perbedaan
antara arsitektur
fisik dengan arsitektur
virtual
berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan
komponen sumber daya, siklus
pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita
lihat sebagai berikut :
Mesin Fisik
|
Mesin Virtual
|
Staff Departemen TI memerlukan
usaha
yang
cukup besar untuk
memindahkan
atau melakukan duplikasi
mesin fisik.
|
Staff Departemen TI dimudahkan
dalam
usaha
memindahkan
atau
melakukan duplikasi mesin
virtual, dengan cara :
- Proses enkapsulasi mesin virtual kedalam
berkas-berkas.
- Tidak tergantung
pada
perangkat keras
server secara
fisik.
|
Mesin fisik
terikat pada Komponen-komponen sumber daya
secara spesifik.
|
Mesin virtual tidak
terikat pada komponen-komponen
sumber daya secara
spesifik, dengan cara :
- Adanya
proses isolasi antara
satu mesin
virtual dengan mesin virtual lainnya.
- Adanya
proses
insulasi
terhadap
perubahan perangkat keras.
|
Mesin fisik
seringkali
memiliki siklus pemanfaatan
sumber daya
untuk
aplikasi
yang
relatif lebih singkat.
|
Mesin virtual
memiliki kemampuan untuk
menyediakan
siklus pemanfaatan sumber daya
yang lebih lama, bahkan
mesin virtual dapat digunakan
sebagai sumber daya bagi legacy applications.
|
Mesin fisik memerlukan penanganan secara fisik
dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya (processor, memory, hardisk, storage).
|
Mesin virtual memungkinkan proses konsolidasi
sumber daya (processor, memory, hardiskk
storage), sehingga tidak
memerlukan
penanganan secara fisik
dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya.
|
Hypervisor
Pengelola
virtualisasi biasa disebut sebagai hypervisor, merupakan jenis piranti lunak
yang menciptakan mesin virtual yang beroperasi secara terpisah dari satu sama
lain (terisolasi) pada satu piranti. Dalam perkembangannya hypervisor dibagi
dalam 2 jenis yang berbeda yaitu:
- Hypervisor jenis 1
Hypervisor
jenis 1 disebut dengan hypervisor native/bare metal, yaitu hypervisor yang
dapat langsung di install pada piranti keras server yang kosong (bare metal)
yang belum berisi sistem operasi apapun. Artinya hypervisor ini telah menjadi
satu paket dengan sistem operasi.
- Hypervisor jenis 2
Hypervisor
jenis 2 disebut dengan hypervisor host/desktop, yaitu hypervisor yang berjalan
diatas sistem operasi sehingga membutuhkan sistem operasi untuk dapat
menjalankan hypervisor tersebut.
Virtualisasi menggunakan Bare-Metal Hypervisor
Suatu sistem bare-metal hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada vmware®, hypervisor tersebut adalah sistem operasi. Pada gambar 3,
terlihat arsitektur ESXi dari vmware® yang
menggunakan
hypervisor.
Perancangan
Virtualisasi Data Center Menggunakan Vspere
Pada
pembahasan kali ini kita akan membuat Datacenter, Cluster.
Dengan membuat keduanya tersebut kita akan lebih mudah untuk
mengimplementasikan high availability menggunakan vSphere yang
akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
DARI DISKUSI KELOMPOK SATU ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER F34
http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/
ilmukomputer.com
VMware Infrastructure Architecture
Overview White Paper (vi_architecture_wp.pdf).