Jumat, 29 Mei 2015

Static Routing dan Dynamic Routing

 “Static Routing dan Dynamic Routing”



    Routing adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host   dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.



Gambar 2.1. Dua network terhubung dengan sebuah router


     Informasi dalam tabel routing berupa baris-baris network address yang disebut entry route (kadang cukup disebut route). Dalam setiap entry route juga telah ada informasi tentang interface mana yang dapat digunakan router tersebut untuk mengirimkan paket data.  

Ada 4 kategori entry dalam tabel routing, yaitu :
  • Directly Connected network

     Entry ini akan muncul pada saat interface router diaktifkan dan dikonfigurasikan IP Address.
  • Static Routes

       Entry ini adalah entry yang diisi manual oleh Administrator jaringan, sehingga jika terjadi perubahan jaringan, maka entry ini juga harus dirubah secara manual pula.
  • Dynamic Routes

          Entry ini adalah entry yang akan muncul karena hasil pertukaran informasi routing dari beberapa router.
  • Default Routes

Entry ini digunakan untuk menentukan kemana sebuah paket akan dikirimkan jika alamat tujuan dari paket tersebut tidak terdapat pada tabel routing.


     Routing statik adalah teknik routing yang dilakukan dengan memasukkan entry route ke network tujuan (remote network) ke dalam tabel routing secara manual oleh Administrator Jaringan.

  • Network Address, informasi ini merupakan network address dari network yang akan dituju (remote network).

  • Subnet Mask (prefix), informasi ini merupakan prefix atau subnet mask dari network yang akan dituju.

  • Next Hop atau Gateway, informasi ini berguna memberitahukan kepada router tentang bagaimana mencapai network tujuan yang telah didefinisikan di point (1).

a.      Keuntungan Static Routing

  • keamanan network karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.

  • Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.

  • Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.

  • Beban kerja router terbilang lebih ringan karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.


b.      Kerugian Static Routing
  • Waktu konfigurasi lama

  • Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gatewaynya).

  • Tidak cocok untuk jaringan berskala besar.
  • Pengembangan network

  • Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.

  • Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic route, khususnya terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.

     

  • Teknik Static Routing dengan Summarization

          Router summarization digunakan untuk menyederhanakan tabel routing yang ada pada router.

  •  Fail Over

          Fail Over adalah teknik yang menerapkan beberapa jalur untuk mencapai suatu network tujuan.



Routing dinamik (dynamic routing) merupakan teknik routing dimana router akan memasukkan sendiri entry route kedalam tabel routingnya untuk melakukan itu, router akan saling bertukar informasi routing dengan router yang lain tentang jaringan yang mereka ketahui masing-masing setelah mempelajari keberadaan jaringan lain beserta cara mencapai jaringan tersebut, route akan membuat entry route dan pada akhirnya memasukkannya ke dalam tabel routing.

Secara lengkap penggunaan protokol berdasarkan jenis pengalamatan jaringan dapat dilihat pada tabel berikut :

            Tabel 2.2 Versi Routing Protocol
Pengalamatan
Protokol Routing
IPv4
RIPv1, RIPv2, IGRP, EIGRP, OSPFv2, IS-IS, BGPv4
IPv6
RIPng, EIGRP for IPv6, OSPFv3, IS—IS for IPv6, BGPv4 for IPv6

     IGRP dan EIGRP merupakan protokol routing proprietary dari Cisco System, sehingga kedua protokol routing ini hanya ada pada router Cisco.

Yang termasuk protokol routing classful adalah RIPv1 dan IGRP, sedangkan yang merupakan protokol routing classless adalah RIPv2, EIGRP, OSPF, IS-IS serta BGP.


Tabel 2.3  Routing Metric
Protokol Routing
Metric
RIP
Hop count
IGRP dan EIGRP
Menggunakan gabungan bandwidth, load, delay, reliability
OSPF dan IS-IS
Cost (berdasarkan bandwidth)


a.    Kelebihan

1)      Waktu konfigurasi lebih cepat
2)      Dapat langsung beradaptasi pada perubahan jaringan
3)      Kemungkinan kesalahan konfigurasi kecil
4)      Mendukung untuk jaringan besar

b.      Kekurangan

1.      Membutuhkan resource yang besar
2.      Membutuhkan kemampuan yang lebih dari administrator
3.      Relatif kurang aman

a.      IGP dan EGP

  • Interior Gateway Protocol (IGP) Interior Gateway Protokol adalah protocol routing yang digunakan pada router-router yang berada dalam satu Autonomous System. Protokol routing yang termasuk IGP adalah RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan IS-IS.

  • Exterior Gateway Protocol (EGP) Exterior Gateway Protocol adalah Protokol routing yang digunakan pada router-router yang berasal dari Autonomous System yang berbeda. Satu-satunya protokol routing yang digunakan untuk keperluan ini adalah BGP.


b.      Routing Information Protocol Versi 1 (RIPv1)
RIP merupakan protocol routing yang paling tua dan merupakan pengembangan dari protocol routing sebelumnya ada yaitu Gateway Information Protocol (GWINFO).

 Karakteristik RIPv1
  • Merupakan protocol routing distance vector

  • Menggunakan jumlah lompatan network (hop count) sebagai metric routing.

  • Network tujuan dengan hop count 16 dianggap invalid (tidak dapat dituju).

  • Merupakan classful routing protocol

  • Secara default nilai administrative distance adalah 120.

  
c.       Single Ares OSPF

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protocol routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router-router berada dalam satu Autonomous System (AS), sehingga protocol routing ini termasuk juga Kategori Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF dikembangkan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh RIP, terutama pengimplementasian dijaringan berskala besar.


d.      BGP (Borde Gateway Protokol)

BGP merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).

Gambar 2.9 Penggunaan IGP dan EGP
Karakteristik BGP
  •            Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
  •            Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
  •      BGP adalah Path Vector routing protocol.
  •    Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 1796
  •      Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keep alive secara periodik.

 Jadi  Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain, dynamic routing adalah suatu mekanisme routing di mana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.

Dodi Hriadi. 2012. Solusi Cerdas Menguasai Internetworking Packet Tracer. Yogyakarta: ANDI.
Rendra Towidjojo. 2012. Konsep & Implementasi Routing Dengan Router Mikrotik 100 % Connected. Jasakom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar