TCP/ IPv4
A. Internet Protokol Versi 4 (IPv4)
1.
Pengertian Ipv4
IP
adalah protokol yang memberikan alamat atau identitas logika untuk peralatan di
jaringan . IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di
dalam protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Alamat IP yang
dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan
ke dalam dua buah bagian, yakni:
a) Network
Identifier/NetID atau Network Address
(alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat
jaringan di mana host berada. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0
atau 255.
b) Host
Identifier/HostID atau Host address
(alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host
(dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi
TCP/IP) di dalam jaringan.
2.
Jenis-Jenis
alamat
Alamat
IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a.
Alamat
Unicast
Merupakan alamat IPv4 yang
ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah
Internetwork IP.
b.
Alamat
publik
Adalah alamat-alamat yang telah
ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah
dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama)
jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
c.
Alamat
Privat
Untuk host-host di dalam sebuah
organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP
yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan.
1.
Alamat
Broadcast
Merupakan alamat
IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang
sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Berbeda
dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya
dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alamat sumber.
2.
Alamat
Multicast
Merupakan alamat IPv4 yang didesain
agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau
berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Alamat IP
Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk
menyampaikan satu paket kepada banyak penerima.
3.
Kelas-Kelas
Alamat
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam
beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel.
Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang
terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
4.
Kelas-kelas
padaIPv4
1)
Kelas
A
v Bit
pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang
host ID 24 bit.
v IP
address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 128
network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255).
v IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar
2)
Kelas
B
v Dua
bit pertama IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID
v IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.255.xxx.xxx,
v Jadi
berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau
sekitar 65 ribu host.
3)
Kelas
C
v Tiga
bit pertama IP address kelas C selalu diset 110
v Network
ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk
sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
v IP
address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
4)
Kelas
D
IP address kelas
D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D
selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247
5)
Kelas
E
IP address kelas E tidak
diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset
1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
5.
Kelebihan
dan Kelemahan IPv4
Kelebihan
1) Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket
berukuran 576 byte.
2) Pengelolaan
rute informasi yang tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut
Kekurangan
1) Panjang
alamat 32 bit (4bytes).
2) Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP IPv4.
3) Dukungan
terhadap IPSec opsional.
4) Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.
5) IPv4
yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya
mencapai 4,294,967,296 alamat).
6.
Percepatan
Habisnya Ipv4 Di Tingkat Global
Distribusi
IP Address di dunia
Distribusi
IP Address di dunia IP Address merupakan sistem penomoran yang penting dalam
teknologi internet dimana setiap perangkat jaringan yang terhubung ke jaringan
internet memerlukan IP address agar dua buah titik dalam suatu jaringan
internet dapat saling berkomunikasi. Ada dua system penomoran yang saat ini
dipergunakan Ipv4 dan Ipv6. Saat ini Ipv4 merupakan sistem penomoran teknologi
internet yang popular dan lebih banyak dipergunakan diseluruh dunia sejak
awalnya di pergunakan sekitar tahun 83an. Ipv4 yang kita kenal sekarang ini
hanya mampu menampung jumlah address sebanyak kurang lebih 4 Milyar address.
Kondisi Indonesia
Kondisi
di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dilihat dari jumlah Ipv4 yang terdistribusi.
Total Ipv4 yang terdistribusi melalui IDNIC adalah tidak lebih dari /13 atau kurang
lebih masih sebesar 2 pangkat 19 atau sebesar memang ada beberapa distribusi
Ipv4 ke beberapa institusi di Indonesia sebelum APNIC didirikan atau disebut
prehistory allocation yang dipegang oleh antara lain UI, ITB dan Indosat dan
beberapa Universitas lainnya. Dan juga beberapa alokasi langsung dari APNIC ke
beberapa perusahaan di Indonesia.
Antisipasi Indonesia
Dengan
kecepatan habisnya Ipv4 seperti yang terjadi sekarang perlu segera dilakukan beberapa
antisipatif. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan adalah :
1) Mengusulkan
beberapa alokasi untuk negara berkembang seperti Indonesia yang sedang dalam
pembangunan jaringan internet. Dan ini artinya kita perlu mengusulkan “special
policy” apakah itu ditingkat IANA atau ditingkat APNIC.
2) Segera
melakukan konsolidasi di tingkat penyelenggara Internet untuk menghitung
beberapa proyeksi kebutuhan Ipv4 di tingkat Indonesia.
3) Segera
melakukan percepatan dan deployment jaringan berbasis Ipv6 dan kampanye
penggunaan Ipv6. Pada tahap awal di tingkat penyelenggara jaringan.
7.
MEKANISME
TRANSISI IPv4 KE IPv6
Pergantian IPv4
ke IPv6 secara langsung adalah satu hal yang mustahil dilakukan secara serentak
di seluruh dunia internet. Oleh itu secara bertahap dilakukan process transisi.
Transisi pun dilakukan tetap menggunakan backbone IPv4 yang ada atau memang ada
keinginan membangun sendiri jaringan baru IPv6 (native). Setiap metode transisi
berikut dapat dilakukan secara terpisah atau tergabung satu dengan yang
lainnya, misalnya tunneling IPv6 via IPv4 sudah mencakup dual stack IPv4 dan
IPv6 serta enkapsulasi. Metode transisi yang dilakukan diantaranya :
a)
Dual
Stack
Metode ini sangat umum
digunakan, IPv4 dan IPv6 address dapat berjalan bersamaan di satu perangkat di
semua layer protocol. Sehingga perangkat memiliki dua alamat yakni IPv4 dan
IPv6 tanpa saling bertindihan satu sama lainnnya serta memiliki gateway yang berbeda
pula.
b)
Metode
Tunnel (Enkapsulasi).
Metode ini juga
umum digunakan untuk menghubungkan jaringan IPv6 dengan jaringan IPv6 lainnya
melalui jaringan IPv4 yang memiliki perangkat-perangkat yang tidak mendukung
untuk operasional IPv6. Prinsip dasar tunnel ini adalah membungkus
(encapsulate) packet data IPv6 ke dalam format tunnel IPv4 untuk dikirim ke
penerima dan dibuka lagi bungkusnya (decapsulate) yang sebelumnya terlebih
dahulu di dilakukan setting koneksi tunnel IPv4 ini dari pengirim ke penerima
serta sebaliknya.
c)
Metode
Translasi (Penterjemahan Paket IPv6 ke IPv4 dan sebaliknya).
Metode ini tidak
begitu umum dilakukan karena memerlukan perangkat tambahan untuk melakukan
translasi Paket IPv4 ke IPv6 dan sebaliknya :
v Application
Layer Gateway untuk teknik NAT
v Dual
Stack Relay Router untuk teknik TCP/UDP Relay
REFERENSI
Divisi
Penelitian dan Pengembangan Madcoms. 2003. Dasar Teknis Instalasi Jaringan
Komputer. Yogyakarta :Penerbit Andi Yogyakarta.
Nana
Suarna. 2007. Pengantar Jaringan. Bandung :Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar